Laman

Kamis, 15 November 2012

manajemen perubahan dan motivasi



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT. Yang karena atas kehendaknya maka makalah ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun penyajian materi dalam makalah ini, karena penulis hanya seorang mahasiswa yang pengetahuannya terbatas dan masih perlu  banyak belajar. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah ini dapat lebih sempurna dan bermanfaat.
Harapan penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan diri penulis sendiri.


                                                                                                         Penulis
















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...…………………….………..……..………………..…..1
DAFTAR ISI .……………………………………….……………………………….2
BAB  I              : PENDAHULUAN………………………….………………......3
BAB  II            : PEMBAHASAN  ………….…………….………………………...4
BAB  III           : PENUTUP   ………………………………………….…………...10
                                      Daftar Pustaka …………….……………………………………..10














BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Manajemen perubahan merupakan salah satu ilmu penting penopang dari  keberlangsungan suatu program kehidupan. Dengan perubahan manusia bisa menunjukan eksistensinya dalam menjalani kehidupan.
Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin sangat memperhatikan akan perubahan hidup kearah yang lebih baik lagi.
Upaya modernisasi dalam system pendidikanpun terjadi dengan berpegang pada satu titik yaitu bahwa bisa berubah dan tercapainya system pendidikan yang mutakhir, yang up to date dari masa ke masa.
  1. Rumusan Masalah
Dari penejalasan diatas maka timbul beberapa masalah, diantaranya yaitu:
  1. Apa sih makna dari manajemen perubahan?
  2. Kendala apakan yang ada dalam perubahan?
  3. Adakan motivasi dalam manajemen perubahan?










BAB II
PEMBAHASAN
PERUBAHAN DAN MOTIVASI
A.                     Pengertian Manajemen Perubahan
Manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran; pimpinan yg bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi;[1]
Jones et. Al merumuskan manajemen dengan urutan sebagai berikut, The Planning, organizing, leading and controlling of resources to achieve organizational goals effectively and efeciently.[2] Dari pengertian manajemen yang dirumuskan oleh Jones dkk. Itu disepakati oleh sebagian besar tokoh manajeman yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan penggunaan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien.
Dalam pengertian manajeman ini hal senada diungkapkan oleh Dubrin[3] yang memberikan pengertian bahwa manajemen suatu proses menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi melalui fungsi planning, and decision making, organizing, leading and controlling.
Tidak semua tokoh sama dalam mendefinisikan manajemen, hal berbeda diungkapkan oleh Robbin[4], yang mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses untuk membuat aktivitas terselesaikan secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Perubahan adalah menjadi lain (berbeda) dari semula[5], perubahan yang menjadi dasar atau keharusan bagi sekolah yang ingin bertahan (survive) dalam menyeimbangi derasnya arus di bidang teknologi dan sains.
Menurut Deal and Peterson dalam seni mengelola lembaga pendidikan islan[6], biasanya dalam melakukan perubahan terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui yaitu: perencanaan, implementasi, dan institusionalisasi. Dari ketiga tahapan yang disebutkan oleh Deal and Peterson itu mempunyai keterkaitan dan tantangan tersendiri yang harus dicarikan solusinya.
Menurut Jeff Davidson[7], perubahan merujuk pada sebuah terjadinya sesuatu yang berbeda dengan sebelumnya. Perubahan bisa juga bermakna melakukan hal-hal dengan cara baru, mengikuti jalur baru, mengadopsi teknologi baru, memasang sistem baru, mengikuti prosedur-prosedur manajemen baru, penggabungan (merging), melakukan reorganisasi, atau terjadinya peristiwa yang bersifat mengganggu (disruptive) yang sangat signifikan.
Dari sekian banyak pengertian tentang manajemen yang diungkapkan diatas penulis simpulkan bahwa manajemen adalah proses kerjasama antar individu maupun kelompokdalam untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara efektif dan efisien dengan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan penggunaan sumber daya. Sedangkan perubahan adalah pergeseran sesuatu baik itu paradigma, gerakan, cara atau gaya dari yang lama menjadi yang baru.    
Perubahan  bukan merupakan sebuah hasil atau produk tetapi merupakan sebuah proses, sehingga dalam motivasi perubahan ada beberapa hal yang perlu menjadi prioritas dan pertimbangan.  Menurut Amzah B. Uno[8], menyebutkan motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat dikatakan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.  Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.
Pada dasarnya perilaku manusia lebih banyak dapat dipahami dengan melihat struktur tempat perilaku tersebut terjadi daripada melihat kepribadian individu yang melakukannya. Sifat struktural seperti sentralisasi, formalisasi dan stratifikasi jauh lebih erat hubungannya dengan perubahan dibandingkan kombinasi kepribadian tertentu di dalam organisasi.  Konsep perubahan oleh  Kurt Lewin  yang  dikenal    sebagai bapak manajemen perubahan, karena ia dianggap sebagai orang pertama dalam ilmu sosial yang secara khusus melakukan studi tentang perubahan secara ilmiah. Konsepnya dikenal dengan model force-field yang diklasifikasi sebagai model power-based  karena menekankan kekuatan-kekuatan penekanan. Menurutnya, perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap individu, atau organisasi. Ia berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan penolakan (resistences) untuk berubah.
Perubahan dapat terjadi dengan memperkuat driving forces dan melemahkan resistences to change. Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola perubahan, yaitu :
1.      Unfreezing, merupakan suatu proses penyadaran tentang perlunya, atau adanya kebutuhan untuk berubah.
2.      Changing, merupakan langkah tindakan, baik memperkuat  driving forces maupun memperlemah resistences.
3.      Refreesing, membawa kembali kelompok kepada keseimbangan yang baru (a new dynamic equilibrium).
Menurut Wibowo[9] Proses mengubah orang tidak mudah. Akan tetapi, langkah dasarnya adalah melalui  unfreezing  (pencairan),  changing (perubahan), dan refreezing (pembekuan kembali). Melalui pendekatan tersebut dalam melakukan motivasi perubahan perlu adanya pertimbangan yang berimplikasi terhadap hambatan dalam melakukan perubahan. Hambatan dalam perubahan tersebut adalah : Seperti dikatakan Peter M.  Senge dalam Wibowo[10]: mengingatkan bahwa Drucker mengidentifikasi adanya hambatan untuk melakukan perubahan, yaitu :
1.      Demografis, perubahan memerlukan waktu yang relatif panjang, namun banyak manajer tidak sabar mempertimbangkan untuk menunggu perubahan;
2.      lingkungan dan Sosial;
3.      Persepsi terhadap Revolusi Informasi
Implikasi dari hambatan terhadap persepsi tentang informasi adalah sebagai berikut :
a)      semua organisasi harus belajar tentang bagaimana menerima perubahan;
b)     banyak pengembangan yang mengejutkan;
c)      pemimpin harus belajar menciptakan kesediaan menerima perubahan dengan meninggalkan cara kerja yang lama dan usang.
Sementara itu Uyung Sulaksana,[11] mengatakan hambatan kebanyakan datang dari dalam organisasi  antara lain :
1.      Semua orang memandang perubahan sebagai tujuan ketimbang sebagai sebuah proses yang memerlukan perencanaan, persiapan, manajemen proyek dan perhatian yang konsisten.
2.      Visi tentang tujuan jangka pendek maupun jangka panjang tidak jelas.
3.      Peninggalan program perubahan organisasi sebelumnya yang gagal karena penanganan buruk menciptakan budaya skeptis dan cenderung menghindari resiko.
4.      Gagal memberikan dukungan, pelatihan dan keterampilan yang diperlukan yang memungkinkan karyawan mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri atas perubahan organisasi.
5.      Kurangnya komunikasi menyangkat perubahan termasuk, misalnya memberi informasi pada karyawan  terlalu bertahap, yang berisiko tumbuh-kembangnya gosip-gosip.
6.      Terlalu memfokuskan upaya perubahan secara sempit pada satu aspek organisasi dan mengabaikan keterkaitannya pada kehidupan organisasi.
B.     Pengertian Motivasi
1.      Menurut Terry
Motivasi adalah keinginan di dalam diri individu yang mendorong individu untuk bertindak.
2.      Menurut Chung dan Meggison
Motivasi merupakan prilaku yang ditujukan kepada sasaran. M otivasi berkaitan dengantingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan performa si pekerja.
3.      Menurut Heidjrachman dan Suad Husnan
Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang diinginkan.
Dengan demikian maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi merupakan dorongan dalam diri seseorang dalam usahanya untuk memenuhi keinginan, maksud dan tujuan.
C.     Teori Motivasi
1.      Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai 5 tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
a)      kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex;
b)     kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual;
c)      kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
d)     kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan
e)      aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
2.      Teori Mc Clelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“ Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”
3.      Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG”)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
4.      Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”.
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik
5.      Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu : Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
6.      Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan. Bagan berikut ini menyajikan tentang model instruktif tentang penetapan tujuan.
7.      Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
8.      Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi tersebut.
9.      Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model. Tampaknya terdapat kesepakan di kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Inersia Struktural    Dampak Luas Perubahan        Inersia Kelompok
Resistensi
Organisasional
 




Ancaman Keahlian        Ancaman Kekuasaan       Ancaman Alokasi Sumberdaya

B.     Saran
Saran saya sebagai penulis hendaklah kita benar-benar memahami isi dari makalah yang telah dipaparkan ini, guna dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

KBBI offline versi 1.3Freeware(c)2010-2011 by ebta setiawan.
Jones, Gareth R., et. al, Contemporary Management, Second Edition, United States of America : The MCGraw-Hill Companies, Inc., 2000, hal. 5.
Dubrin, Andrew J., Essensials of Management, Ohio : South-Western Publishing Co., 1990, hal. 5.
Robbins, Stephen P., Organization Behavior, New Jersey : Prentice Hall Intrnational Inc., 2003, hal. 6.
Munir, Abdul, Seni Mengelola Lembaga Pendidikan Islam, Ciputat: LekDis Nusantara, 2010, hal. 80
Davidson, Jeff, Change Management, The Complete Ideal’s Duides,  Jakarta : Prenada, 2005, hal. 3.
Uno, Amzah B., 2002, Teori Motivasi & Pengukurannya Kajian & Analisis di Bidang Pendidikan. Cet.III, Grasindo: Jakarta. Hal. 12
Wibowo, Prof, Dr., 2008, Manajemen Perubahan, edisi  kedua, PT Rajagrafindo Persada :Jakarta, Hal. 96
Sulaksana, Uyung, 2004. Manajemen Perubahan. Pustaka Pelajar: Jogjakarta, Hal.141


[1] KBBI offline versi 1.3Freeware(c)2010-2011 by ebta setiawan.
[2] Jones, Gareth R., et. al, Contemporary Management, Second Edition, United States of America : The MCGraw-Hill Companies, Inc., 2000, hal. 5.
[3] Dubrin, Andrew J., Essensials of Management, Ohio : South-Western Publishing Co., 1990, hal. 5.
[4] Robbins, Stephen P., Organization Behavior, New Jersey : Prentice Hall Intrnational Inc., 2003, hal. 6.
[5] KBBI offline versi 1.3Freeware(c)2010-2011 by ebta setiawan.
[6] Abdul Munir, M.Ed., Seni Mengelola Lembaga Pendidikan Islam, Ciputat: LekDis Nusantara, 2010, hal. 80
[7] Davidson, Jeff, Change Management, The Complete Ideal’s Duides,  Jakarta : Prenada, 2005, hal. 3.
[8] Amzah B. Uno, 2002, Teori Motivasi & Pengukurannya Kajian & Analisis di Bidang Pendidikan. Cet.III, Grasindo: Jakarta. Hal. 12
[9] Prof, Dr. Wibowo, 2008, Manajemen Perubahan, edisi  kedua, PT Rajagrafindo Persada :Jakarta, Hal. 96
[10] Prof, Dr. Wibowo, 2008, Manajemen Perubahan, Hal 190
[11] Uyung Sulaksana, 2004. Manajemen Perubahan. Pustaka Pelajar: Jogjakarta, Hal.141

Tidak ada komentar:

Posting Komentar