Laman

Rabu, 21 November 2012

KELOMPOK 3

MANAJEMEN LEMBAGA PENDIIDKAN ISLAM
SWOT DAN POAC

Dosen Pembimbing : Drs. H. Sofwan Manaf, M.Si

<!--[if !vml]--><!--[endif]-->


Disusun Oleh :
Salmidiyah
Hanifah
(Smester 5 Sore)

Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Darunnajah Jakarta
Jalan Ciledug Raya No. 1 Ulujami, Jaksel 12250
 2012-2013






<!--[if !supportLists]-->I.       <!--[endif]-->PENDAHULUAN
Manajemen merupakan suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Yang mana sejumlah unsure pokok yang membentuk manajemen yaitu : unsure manusia, barang-barang, mesin, metode, uang, dan pasar.
Efisien itu hubungan antara input dengan output . jikanhasil yang dicapai lebih banyak dari modalnya. Sedangklan efektif itu pencapaian aktivitas-aktivitas secara sempurna sesuai tujuan yang akan dicapai (Robbins, 1984).
Dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien itulah, manajemen harus difungsikan sepenuhnyapada setiap organisasi baik industry, perbankan maupun pendidikan. Fungsi-fungsi manajemen tersebut ialah : planning, organizing, actuating, controlling. Yang biasa disebut POAC.
Setelah melakukan perencanaan, sebaiknya kita melihat SWOT, yaitu kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam suatu organisasi, sehingga kita dapat meningkatkan kekuatan tersebut dan mengatasi kelemahan yang ada dengan melihat peluang-peluang yang mungkin dicapai. Dan mengatasi ancaman-ancaman dari faktor luar organisasi.











<!--[if !supportLists]-->II.    <!--[endif]-->PEMBAHASAN
<!--[if !supportLists]-->A.    <!--[endif]-->Pengertian SWOT dan POAC
<!--[if !supportLists]-->1.      <!--[endif]-->Pengertian SWOT
SWOT adalah : Metode perencanaan strategi  yang digunakan untuk mengevaluasi unsure-unsur internal yaitu : kekuatan, kelemahan, dan unsure-unsur eksternal yaitu : peluang dan ancaman dalam suatu proyek atau perusahaan secara sistematis.
            Analisis SWOT terdiri dari 4 macam yaitu :
<!--[if !supportLists]-->1)      <!--[endif]-->Strengths (kekuatan)
Merupakan kondisi yang terdapat dalam tubuh perusahaan, bisnis, proyek yang ada. Memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi Misalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
<!--[if !supportLists]-->2)      <!--[endif]-->Weakness (kelemahan)
Kondisi ini terdapat dalam tubuh suatu perusahaan, proyek, bisnis yang ada.
<!--[if !supportLists]-->3)      <!--[endif]-->Opportunities (peluang)
            Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Misalnya kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
<!--[if !supportLists]-->4)      <!--[endif]-->Threats (ancaman)
Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.
<!--[if !supportLists]-->2.      <!--[endif]-->Pengertian POAC
Manajemen dengan prinsip POAC ini banyak digunakan oleh organisasi orang dewasa. Yang mana POAC merupakan singkatan dari Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling.


<!--[if !supportLists]-->·         <!--[endif]-->Planning
Dalam perencanaan ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan yaitu SMART.
<!--[if !supportLists]-->v  <!--[endif]-->Specific artinya perencaan harus jelas maksud dan ruang lingkupnya.
<!--[if !supportLists]-->v  <!--[endif]-->Measurable artinya program kerja atau rencana kerja harus bisa diukur tingkat keberhasilannya.
<!--[if !supportLists]-->v  <!--[endif]-->Achievable artinya dapat dicapai, jadi bukan angan-angan.
<!--[if !supportLists]-->v  <!--[endif]-->Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, tetapi tetap ada tantangan.
<!--[if !supportLists]-->v  <!--[endif]-->Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, atau tahunan, sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
<!--[if !supportLists]-->·         <!--[endif]-->Organizing
Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam perusahaan biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dipecah menjadi berbagai jabatan. Pada setiap jabatan biasanya memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan uraian jabatan (Job Description). Semakin tinggi suatu jabatan semakin tinggi tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Dan  juga semakin besar penghasilannya. Dengan pembagian tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Disinilah salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing.
<!--[if !supportLists]-->·         <!--[endif]-->Actuating
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik akan lebih sempurna bila  diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus, sehingga perlu dilakukan penyesuaian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing.
<!--[if !supportLists]-->·         <!--[endif]-->Controlling
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja serta mendapatkan hasil sesuai yanhg harapkan maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit. Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman.  
Menurut Sutisna (1985) pengawaan sebagai proses terdiri atas tiga langkah yaitu : mengukur perbuatan, membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan pembedaannya jika ada, memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan.
<!--[if !supportLists]-->B.     <!--[endif]-->Perencanaan : arti, langkah-langkah dan strategi
<!--[if !supportLists]-->·         <!--[endif]-->Arti
Perencanaan adalah proses mempersiapkan seperangkat keputusan tentang kegiatan-kegiatan untuk masa yang akan dating dengan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan melalui penggunaan sarana yang tersedia. (Yahezkel Dior dalam A.Faludi, 1978).       
<!--[if !supportLists]-->·         <!--[endif]-->Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi :
<!--[if !supportLists]-->a.       <!--[endif]-->Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai
<!--[if !supportLists]-->b.      <!--[endif]-->Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan
<!--[if !supportLists]-->c.       <!--[endif]-->Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan
<!--[if !supportLists]-->d.      <!--[endif]-->Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan
<!--[if !supportLists]-->e.       <!--[endif]-->Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.
<!--[if !supportLists]-->·         <!--[endif]-->Strategi
Gagasan mengenai perencanaan pada awalnya berkembang dari pemikiran ekonomi yang didasarkan pada masalah kebutuhan, yakni bagaimana pengaturan sumber-sumber yang terbatas dari suatu kebutuhan yang besar, luas dan terus berkembang. Dalam konteks ini termuat dimensi kalkulasi, prediksi dan pengaturan. (James Af Stoner dan R . Edward Freeman, 1994). Proses perencanaan dalam manajemen merupakan aktivitas yang berusaha memikirkan apa saja yang akan dikerjakannya, berapa ukuran dan jumlahnya, siapa saja yang akan melaksanakan dan mengendalikannya agar tujuan organisasi dapat tercapai.
Ada dua tipe dasar perencanaan dasar yaitu :
<!--[if !supportLists]-->1.      <!--[endif]-->Perencanan strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer puncak dan menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas, dan
<!--[if !supportLists]-->2.      <!--[endif]-->Perencanaan operasional, perencanaan yang memperlihatkan bagaimana perencanan strategis akan diimplementasikan dalam kegiatan sehari – hari.
<!--[if !supportLists]-->C.    <!--[endif]-->Pelaksanaan : Strategi dan Operasional
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan.   Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja.
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan lansung dengan orang-orang dalam organisasi.
<!--[if !supportLists]-->D.    <!--[endif]-->Evaluasi
Evaluasi yaitu perencanaan, pengorganisasian atau pelaksanaan, pemantauan (monitoring) dan pengendalian. Terkadang fungsi monitoring dan fungsi evaluasi, sulit untuk dipisahkan. Penyusunan sistem dalam organisasi dan pembagian tugas, fungsi serta pembagian peran pihak-pihak dalam organisasi, adakalanya tidak perlu dipisah-pisah secara nyata. Fungsi manajemen puncak misalnya, meliputi semua fungsi dari perencanaan sampai pengendalian. Oleh karena itu, evaluasi sering dilakukan oleh pimpinan organisasi dalam suatu rapat kerja, rapat pimpinan, atau temu muka, baik secara reguler maupun dalam menghadapi kejadian-kejadian khusus lainnya.
Sebagai bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi tidaklah berdiri sendiri. Fungsi-fungsi seperti fungsi pemantauan dan pelaporan sangat erat hubungannya dengan fungsi evaluasi. Di sam       ping untuk melengkapi berbagai fungsi di dalam fungsi-fungsi manajemen, evaluasi sangat bermanfaat agar organisasi tidak mengulangi kesalahan yang sama setiap kali.
Organisasi yang gagal mengidentifikasi kesalahan yang sama yang dilakukan secara terus menerus, tidak akan tumbuh dan berkembang sebagai organisasi yang unggul. Jadi secara umum, jika tidak dihadapkan pada suatu pertanyaan mengapa perlu dilakukan evaluasi? Terdapat beberapa jawaban seperti berikut:
<!--[if !supportLists]-->1.      <!--[endif]-->Karena evaluasi merupakan fungsi manajemen
<!--[if !supportLists]-->2.      <!--[endif]-->Karena evaluasi merupakan mekanisme umpan balik bagi perbaikan
<!--[if !supportLists]-->3.      <!--[endif]-->Karena evaluasi akan dapat menghindarkan organisasi dari mengulangi kesalahan yang sama
<!--[if !supportLists]-->4.      <!--[endif]-->Karena evaluasi akan dapat menemukan dan mengenali berbagai masalah yang ada di dalam organisasi dan mencoba mencari solusinya.
<!--[if !supportLists]-->5.      <!--[endif]-->Evaluasi adalah proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan, GAO (1992:4). Evaluasi akan menghasilkan umpan balik dalam kerangka efektivitas pelaksanaan kegiatan organisasi.
<!--[if !supportLists]-->6.      <!--[endif]-->Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis, pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi atas permasalahan yang ditemukan. Dalam berbagai hal, evaluasi dilakukan melalui monitoring terhadap sistem yang ada. Namun demikian, evaluasi kadang-kadang tidak dapat dilakukan dengan hanya menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi pada organisasi saja.

<!--[if !supportLists]-->E.     <!--[endif]--> Kelebihan dan kekurangan SWOT dan POAC
<!--[if !supportLists]-->a.       <!--[endif]-->Kelebihan Swot dan Poac
Dengan adanya Swot dan Poac maka suatu organisasi bisa menjalankan organisasinya dengan langkah-langkah yang baik dan benar. Sehingga suatu organisasi itu bisa berkembang sesuai dengan tujuan yang  telah direncanakan.  
<!--[if !supportLists]-->b.      <!--[endif]-->Kekurangan Swot dan Poac
Kekurangannya mungkin hanya dibutuhkan kesepakan yang deal antara pemikiran ketua dengan anggota-anggotanya sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang sejalan.





<!--[if !supportLists]-->III. <!--[endif]--> PENUTUP
Kesimpulan :
<!--[if !supportLists]-->·         <!--[endif]-->SWOT merupakan singkatan bahasa Inggris dari Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau organisasi.
<!--[if !supportLists]-->·         <!--[endif]-->Sedangkan POAC yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan), dan Controlling (spengawasan).







DAFTAR PUSTAKA
Syarifuddin, Drs. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Ciputat Press, Medan, 2005.

KELOMPOK 7

KOMUNIKASI
MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
PENDAHULUAN
Kajian terhadap komunikasi organisasi merupakan hal yang paling relevan untuk menampilkan peranan masing-masing individu dan kelompok. Begitu juga terhadap organisasi formal sebagai usaha untuk menggambarkan karakteristik organisasi dan melahirkan kualitas yang bersifat unik sebagai wahana pengelompokan manusia masing-masing.
            Dalam sistem komunikasi masyarakat kearah yang paling maju terjadi interaksi yang kompleks antara wadah sebagai tempat yang modern dengan jaringan komunikasi organisasi suatu masyarakat suatu sistem terdiri dari organisasi politik dan kelompok persahabatan. Komunikasi organisasi itu lebih efektif pada bidang-bidang yang lain sehingga mampu berbuat terhadap yang berhubungan dengan perubahan.
KOMUNIKASI
1.      Pengertian Komunikasi Organisasi
Dalam berbagai organisasi seperti perusahan, perbangkan, rumah sakit, sekolah dan perguruan tinggi diperlukan komunikasi diantara para anggotanya, sifat dasar komunikasi sebenarnya bertumpu pada proses pertukaran pesan diantara anggota organisasi tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan terjadinya saling pengertian sebagai akibat pesan yang dikirimkan kepada penerima diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku.
Robents (1994:359) berpendapat bahwa komunikasi ialah pemindahan dan pengertian terhadap makna. Sedangkan komunikasi yang baik itu adalah apa bila makna yang dikirimkan oleh pengirim pesan dimengerti secara tepat oleh penerima pesan berjalan dengan baik.
Bila dikaitkan dengan kehidupan suatu organisasi maka komunikasi yang berlangsung didalamnya disebut komunokasi organisasi. Lewis (1987:8), menegaskan bahwa komunikasi organisasi adalah pembagian pesan, ide-ide atau sikap dalam suatu struktur organisasi (seperti bisnis, industri, pemerinthan dan pedidikan), diantara manajer dan kelompok pegawai yang menggunakan teknologi komunikasi modern atau media memindahkan informasi.
Komunikasi organisasi dapat berlangsung secara verbal maupun nonverbal, atau menggunakan media, informasi modern, surat, memo, pembicaraan lisan, penggunaan bahasa isyarat, teguran, telepon dan lain-lain. Komunikasi organisasi belangsung atas pemimpin dan bawahan, bawahan dengan atasan, atau bawahan dangan bawahan dalam konteks pelaksanaan tugas dan hubungan sosial. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi merupakan proses pertukaran pesan diantara unit-unit organisasi dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas untuk mencapai tujuan oraganiosai secara efektif dan efisien.
2.      Komunikasi sebagai Sistem
Komunikasi meruapakan susatu proses pertukaran pesan yang menghasilkan suatu tingkat pembagian makna pengirim dan penerima pesan dalam sebuah organisasi disebut sebagai model.
Model komunikasi dapat berfungsi sebagai berikut:
1)      Komunikasi organisasi terjadi sebagai suatu sistem terbuka
2)      Komunikasi organisasi melibatkan aliran pesan, bentuk dan saluran
3)      Komunikasi organisasi mempertimbangkan tujuan manajemen
4)      Komunikasi oraganisasi melibatkan sikap orang-oraang, perasaan, hubungan dan keterampilan-keterampilan.
Untuk itu pemahaman terhadap komunikasi menjadikan proses komunikasi akan berlangsung efektif. Untuk lebih jelasnya elemen-elemen pokok komunikasi disebutkan bagian terdahulu yang terdiri atas:
a.       Pengirim pesan
Pengirim pesan (sender) adalah sebagai pemancar atau tempat dimulainnya komunikasi. Pengirim pesan tersebut bisa seorang individu, kelompok atau masyarakat yang memiliki pesan dan bertujuan untuk menyampaikannya kepada penerima pesan.
b.      Pesan
Pesan (message) pada dasarnya mengandung infomasi yang bernilai positif dan bernilai negatif tergantung kepada kepentingan pengerim dan penerima dengan tujuan menyampaikan pesan yang dikirimkan melalui saluran yang tertentu.
c.       Saluran
Saluran adalah alat atau jalan yang digunakan agar pesan dapat disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima. Saluran tersebut bisa pula berupa alat tulisan, buku, radio, televisi, film, telpon dan lain-lain.
d.      Pemerima pesan
Penerima pesan adalah seorang yang menerima pesan dan menafsirkannya untuk tujuan tertentu.
e.       Balikan (umpan balik)
Kemampuan seorang penerima pesan membirakan respon terhadap pengirim pesan menunjukkan tingkat pemahaman penerima pesan. Hal itu menentukan balikan yang diberikan kepada pengirim pesan tersebut. 
3.      Fungi Komunikasi Organisasi
Proses komunikasi merupakan bagian integral dari perilaku organisasi untuk menjalakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab pimpinan, staf pimpinan, dan  personil pegawai.
Koehler (1981) mengemukakan empat fungsi komunikasi oraganisasi yaitu:
a.         Fungsi Informatif
Para pegawai dalam organisasi memerlukan sejumlah informasi melalui saluran informasi untuk menyampaikan keputusan, organisasi dapat dikatakan sebagai sistem proses informasi. Seorang administrator sekolah harus membuat keputusan mengenai mata pelajaran yang mesti disusun dalam semester tertentu berdasarkan informasi dari seluruh lingkungan pendidikan disekolah, seperti jadwal pendaftaran, biaya pelajaran, dan kualitas pengajar.
b.        Fungsi Regulatif
Seorang manajer dituntut untuk mampu mengawasi dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan dari organisasi. Alat-alat, kebijakan, catatan dan perintah-perintah dilahirkan dalam seluruh hirarki organisasi. Fungsi regulatif adalah sebagai proses yang dilakukan manajer pada dua arah yaitu pertama, manajer mengawasi pemindah informasi. Manajer mengirimkan pesan atau perintah kepada bawahan. Sedangakan yang kedua pesan-pesan peraturan merupakan orientasi kerja yang dipusatkan pada tugas yang penting diselesaikan pada job tertentu.
c.              Fungsi Persuasi
Manajer harus selalu mengatur dengan cara persuasi yang kadang harus digunakan pada semua level organisasi. Kadang-kadang bidang tertentu lebih baik diberikan bujukan dari pada melalui perintah sebab dengan bujukan seorang pegawai lebih dapat menerima perintah dan melaksakannya dengan sukarela.
d.             Fungsi Integratif
Fungsi integratif adalah melaksanakan komunikasi untuk memperoleh kesesuaian dan kesatuan tindakan dalam pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Ditegaskan oleh Hersey dan Blanchard (1988:307) bahwa seorang manajer waktunya lebih banyak dimanfaatkan untuk berkomunikasi dalam menyampaikan perintah, kebijakan, memotivasi, mengkoordinasikan dan memberikan memo dari pada melakukan tindakan atau pekerjaan.
            Sistem dalam komunikasi melibatkan empat komponen tersebut. Menurut Lewis (1987) ada tiga sistem komunikasi yaitu: 
a.      Komunikasi dari atasan kepada bawahan (downward comunication)
Komunikasi dari atasan kepada bawahan merupakan bagian integral dari sebuah organisasi, sebab diterima dan dibuat oleh manajemen. Komunikasi ini menekankan pengaliran informasi dari pimpinan kepada bawahan.
b.        Komunikasi dari bawahan kepada atasan (upward communication)
Komunikasi dari bawahan menunjukkan suatu masukan dari bawahan kepada atasan untuk memberikan umpan balik terhadap pelaksanaan manajemen dan melepaskan perasaan emosi dan pemikiran pribadi.
c.       Komunikasi mendatar (horizontal communication)
Komunikasi horizontal dikenal sebagai mendatar atau komunokasi garis datar dan mungkin yang paling kuat dalam pengaliran informasi. Komunikasi horizontal dalam organisasi dapat berlangsung sesama staf dan pegawai tanpa diatur oleh ketentuan formal organisasi atau berlangsung sesama pegawai.
4.      Unsur-unsur komunikasi
a.         Sumber
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan. Sumber dapat berupa orang, lembaga dan media masa lainnya.
b.        Penyampaian pesan (communicator)
Penyampaian pesan ialah orang yang menyampaikan pesan. Pengirim pesan dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisai.
c.         Pesan (Message)
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan penyampaian pesan. Penuturan pesan dalam bentuk media yang digunakan harus sederhana dan Manusiawi.
d.        Saluran (komunikasi)
Saluran komunikasi adalah penyampaian pesan yang dapat diterima melalui panca indra atau menggunakan media, yang menyangkut: kapan dilakukan, bagaimana cara melaksanakannya dan dimana tempatnya serta kepada siapa pesan akan disampaikan.
5.      Kesulitan Komunikasi
Komunikasi baru dikatakan mencapai sasaran apabila komunikasi dapat menangkap pengertian sama dengan pengertian komunikator, jika tidak demikian komunikasi tersebut dianggap gagal. Standarisasi keberhasilan komunikasi ialah ketetapan waktu, jadi apabila komunikator terlambat menyampaikan pesan-pesan meskipun benar yang disampaikan maka komunikasi dianggap gagal.
Ada beberapa kesulitan yang dihadapi komunikator dalam melancarkan komunikasinya Sutaryo dalam bukunya Sosiologi Komunikasi ialah: menyangkut aspek amanat, komunikasi media dan unsur sosiologi budaya. Sebab dalam komunikasi kejelasan pesan yang dimaksud amanat masyarakat sebagai komunikan tidak semuanya bisa memahani pesan yang disampaikan oleh komunikasi sehingga timbul keraguan, tugas komunikator berusaha agar amanat itu jelas bagi diri sendiri dan orang lain.
6.      Lingkungan Komunikasi
Lingkungan merupakan mempunyai pengaruh terhadap makna kandungan pesan apa yang disampaikan. Menurut Devido bahwa ruangan taman ketika komunikasi berlangsung disebut konteks lingkungan fisik.
Telah diuraikan pesan komunikasi dan faktor yang ikut berpengaruh terhadap pelaksanaan atau terjadinya komunikasi dalam lingkungan organisasi secara umum ada dua yaitu;
a.       Proses secara primer (primer process) yaitu komunikasi dilakukan secara tatap muka langsung antara seseorang dengan yang lain guna menyampaikan pikiran maupun perasaannya.
b.      Proses secara skunder yaitu proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media.
7.      Teori Kebergantungan
       Wilbur Schramm menyebutkan bahwa manusia apabila dihadapkan dengan suatu pesan untuk mengambil keputusan menerima atau menolaknya, akan mengadakan terlebih dahulu suatu komunikasi dengan dirinya sebagai proses berfikir.  Mungkin kebergantungan secara langsung dan tidak langsung, bahwa kepemimpinan yang efektif selalu memperhatikan situasi dalam menerapkan gaya kepemimpinan berdasarkan konsep kebergantungan. Menurut teori ini keefektifan pemimpin tergantung kepada hubungan terhadap gaya kepemimpinan.
8.      Komunikasi dan kepemimpinan
Di dalam kepemimpinan, komunikasi amat penting untuk:
a.         Menyampaikan impormasi
b.        Menyampaikan kebijakan
c.         Menyampaikan perintah
d.        Menyampaikan keputusan
e.         Melakukan konsultasi
f.         Melakukan tindakan disiplin
g.        Melaksanakan perundingan
h.        Melakukan negosiasi
9.      Prinsip-prinsip dalam komunikasi
a.         Menyampaikan imformasi
b.        Tujuan harus jelas
c.         Kemukakan fakta atau kebenaran
d.        Bersikaplah mengajak bukan menyuruh
e.         Jangan emosi
f.         Percaya diri
10.  Tujuan komonikasi
a.         Memahami pesan
b.         Menerima pesan
c.         Berbuat sesuai dengan isi pesan
d.        Saling memahami antara pengirim dengan penerima
KESIMPULAN
            Komunikasi organisasi sangat tergantung bagai mana pesan itu di kirim, di terima dan di interpretasikan. Komikasi yang berlangsung baru di katakan baik manakala pesan dari si pengirim terjawab sesuai dengan makna pesan itu sendiri. Sedangkan komunikasi yangefektif terjadi jika antara si pengirim dan si penerima pesan memiliki pengertian yang sama dan traplikasikan dari umpan balik yang berlangsung. Komunikasi yang baik dapat di capai melalui komunikasi yang jelas atau yang baik secara lisan maupun tulisan. Sedangkan komunikasi yang efektif membutuhkan bukan hanya melalui penyampaian pesan secara lisan maupun tulisan baik komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal.
            Untuk itu dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dalam organisasi perlu di tingkatkan kesadaranakan kebutuhan komunikasi yang efektif untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan. Jadi dalam menyampaikan gagasan, kebijakan,program,visi, pembagian kerja oleh para manajer sangat di tentukan oleh keterampilan komunikasinya dalam organisasi.          Di  sisi lain penggunaan umpan balik harus benar-benar sesuai dengan isi pesan yang di sampaikan oleh pengirim pesan, atau bawahan kepada pimpinan dan sesama bawahan.
DAFTAR PUSTAKA
Sutaryo, Sosiologi Komunikasi, Yogyakarta 2005 Arti Bumi Intaran
Syafaruddin, Menejemen Lembaga Pendidikan Islam, Ciputat Press 2005
Lewis, P.V.(1987). Organizational Communication.New York: John Willey & Sons,Inc